Iklan

Thursday, June 17, 2021, June 17, 2021 WIB
Last Updated 2021-06-20T00:35:38Z
Adat dan BudayaLombok Timur

Menelusuri Jejak Masa Lampau Kerajaan Lombok di Gunung Kayangan

 

Foto. Dukumen HeadlineNTB

HeadlineNTB (Lombok Timur) - Gunung Kayangan Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur menyimpan jejak masa lampau yang jika dilakukan pengkajian secara ilmiah makan akan ditemukan fakta sejarah yang akan mengungkap bagaimana sejarah masa lempau di kawasan Kecamatan Pringgabaya.


Gunung Kayangan merupakan bagian dari setting lokasi dalam kisah mitologi Raden Sandubaya dan Lala Seruni yang konon hidup pada masa kepemimpinan Raja Lombok yang bernama Prabu Kertajagat yang kemudian diganti oleh Prabu Rangkasari dan seterusnya. Kisah ini bertema Hindu yang artinya pada masa itu Kerajaan Lombok masih dalam masa Hindu-Buddha.


Setidaknya Mitologi Lala Seruni dapat kita jadikan pijakan awal untuk menguak fakta sejarah mengenai masa Hindu-Budha di Lombok Timur sebab peninggalan arkeologi berupa bekas bangunan Pura Gunung Kayangan dan Makam Keramat Gunung Kayangan masih ditemukan hingga saat ini.

Foto. Dukumen HeadlineNTB


Jika dilakukan pengkajian mendalam mengenai peninggalan arkeologi dimaksud dan hasil pengkajian tersebut terbukti menemukan fakta sejarah maka kedepannya Mitologi Lala Seruni akan berubah menjadi kisah sejarah yang tidak lagi diragukan kebenarannya. Selain me-logos-kan Mitologi Lala Seruni, situs arkeologi Gunung Kayangan juga akan menjadi sumber sejarah untuk menguak masa Hindu-Budha Lombok Timur, khususnya di kawasan Kecamatan Pringgabaya dan sekitarnya.


Di dalam mitologi Lala Seruni terdapat kisah tentang Pura Gunung Kayangan. Nah Pura Gunung Kayangan di dalam mitologi tersebut  terbukti memang ada di puncak Gunung Kayangan, yang meskipun saat ini hanya meninggalkan puing pondasi dan sebuah makam keramat yang berbentuk rapi di antara serakan batu lahar.

Foto. Dukumen HeadlineNTB


Di kawasan Gunung Kayangan juga terdapat Gua yang disebut dengan nama Gua Kayangan. Nah apakah gua ini memang bentukan alam atau gua buatan manusia, untuk mengetahuinya maka dibutuhkan ahli geologi atau orang profesional dalam bidang geologi.


Menurut kisah yang beredar di kalangan masyarakat sekitar, dulunya Gua Kayangan digunakan sebagai tempat persembunyian pasukan Nippon (Jepang). Sebagai pendunkung kisah itu, di Puncak Gunung Kayangan terdapat bangunan berupa tangga yang terdiri dari sembilan anak tangga. Masyarakat sekitar mengatakan bahwa susunan tangga tersebut merupakan tempat pasukan Nippon melakukan pengawasan untuk melihat situasi di kawasan perairan Selat Alas dan wilayah daratan Labuhan Lombok dan sekitarnya.


Dua benda arkeologi tersebut memberikan penjelasan bahwa Gunung Kayangan memiliki potensi yang besar untuk mengungkap masa pendudukan Jepang di kawasan Kecamatan Pringgabaya. Artinya, jika Gua dan anak tangga tersebut terbukti secara ilmiah dibangun pada masa pendudukan Jepang maka ada dua masa sejarah yang dapat diungkap melalui situs Gunung Kayangan ini, yakni masa Hindu-Buddha (Zaman Klasik) dan Zaman Modern (Zaman Pendudukan Jepang).


Melihat keberadaan situs-situs arkeologi dan situs geologi yang ada di tempat ini, maka sangat disayangkaan jika tidak dilakukan penelusuran (penelitian) mendalam mengenai situs Gunung Kayangan sebab ditakutkan pada masa mendatang kawasan situs ini habis dikapling dan ditanami bangunan tempat tinggal oleh masyarakat setempat atau para elit politik yang memiliki hobi penguasaan lahan.


Sebelum hal itu terjadi, maka sangat dibutuhkan perhatian pemerintah daerah dan atau dinas-dinas terkait untuk memberikan perlindungan cagar budaya dan melakukan pengkajian mendalam terhadap situs dimaksud guna terungkapnya sebagian dari serakan sejarah Lombok yang hingga saat ini belum bisa terungkap akibat kehancuran sejarah yang sengaja disetting oleh para penjajah dengan tujuan untuk menguasai kita secara politis maupun kebudayaan. (Asri)


Kontributor : Asri