Iklan

Tuesday, November 17, 2020, November 17, 2020 WIB
Last Updated 2020-11-17T14:25:16Z
Tokoh

Yogi : Bertani Organik Adalah Cara Memuliakan Alam


HeadlineNTB (Lombok Timur)
- Ahir-ahir ini masyarakat kerap mengalami gagal panen akibat serangan hama dan penyebab lainnya. Hal itu diakibatkan oleh tidak seimbangnya ekosistem dan jenuhnya tanah oleh pemakaian pupuk dan obat-obatan kimia yang berlebihan. Oleh karena itu, Yogi Aditia Putra (Pengelola Lombok Organik) menyampaikan bahwa jika kita ingin mengembalikan kesuburan tanah maka kita harus memuliakan alam dengan menerapkan bertani organik.


Kepada peserta Sosialisasi Gerakan Pilah dan Olah Sampah dari Rumah yang diselenggarakan di Aula Kantor Desa Sapit, Yogi menyampaikan bahwa sesungguhnya bertani organik bukanlah hal baru, bertani organik sudah dilaksanakan oleh nenek moyang kita namun sejak munculnya pupuk dan obat-obatan kimia menyebabkan masyarakat kita ketergantungan dan meninggalkan metode bertani organik.


Pada kesempatan menyampaikan materi Tanaman Organik Kantong Mikroba (Pembenahan Tanah), pemuda yang mengelola Lombok Organik sejak tahun 2014 itu menyampaikan bahwa selaku mahluk tuhan yang paling mulia, manusia harus memuliakan alam. Salah satu cara kita memuliakan alam adalah dengan menerapkan teknik bertani organik dan mengurangi penggunaan obat-obatan serta pupuk kimia.


Bertani organik merupakan langkah utama untuk kita menjaga keseimbangan ekosistem dan mengembalikan kesuburan tanah. Jika alam kita muliakan maka alam-pun akan memuliakan kita dengan demikian penggunaan bahan-bahan organik dalam bertani akan membuat kita dimuliakan oleh alam dan jika kita telah dimuliakan makan tentunya itu akan berdampak positif terhadap penghasilan kita dari hasil pertanian yang kita lakukan.


Dijelaskan juga bahwa unsur-unsur mistis yang ada di alam semesta ini harus kita percayai atau imani keberadaannya. Unsur mistis yang dimaksud adalah unsur-unsur yang tidak terlihat oleh indera pengelihatan, seperti bakteri dan biota kasat mata lainnya.


Menurut Yogi, terlalu banyak menggunakan bahan kimia dapat membunuh bakteri dan sejenisnya,


"penggunaan obat atau pupuk kimia memang merupakan cara kita memberi makan kepada tanaman, hanya saja penggunaan kimia secara tidak langsung dapat membunuh banyak mikro organisme, insektisida dan organisme lainnya. Berbeda dengan kita menggunakan bahan-baha organik yang dapat menjaga keseimbangan unsur hara tanah maupun keseimbangan ekosistem. Oleh sebab itu, marilah kita memuliakan alam dengan bertani organik", ajaknya.


Selain memaparkan tentang pentingnya bertani organik, Yogi juga berbagi pengetahuan tentang tatacara Bertanam Organik Kantong Mikroba (Bertanam dengan Teknik Pembenahan Tanah) yang intinya adalah bertani dengan pengolahan tanah secara alami dengan pemanfaatan sampah organik untuk menghidupkan atau mengembangbiakkan mikroba supaya kesuburan tanah tetap terjaga.


Ia berharap supaya Pemdes Sapit dan segenap peserta Sosialisasi Gerakan Pilah dan Olah Sampah dari Rumah yang diselenggarakan oleh DISLHK NTB ini dapat menularkan virus organik kepada masyarakat lainnya agar kedapannya masyarakat dapat mengembangkan pertanian organik demi keseimbangan ekosistem dan kembalinya kesuburan tanah yang sudah jenuh unsur kimia.