Iklan

Tuesday, October 19, 2021, October 19, 2021 WIB
Last Updated 2021-10-19T07:38:37Z
Adat dan Budaya

Jarang Terekspos, Tetebatu Punya Tradisi Maulid Adat Yang Menarik Untuk Diketahui



HeadlineNTB (Lombok Timur) - Desa Wisata Tetebatu tidak hanya memiliki alam yang indah dengan rentetan penginapan dan destinasi wisata edukasinya. Ternyata, Dewi Tetebatu juga memiliki tradisi adat yang sangat menarik untuk diketahui oleh publik dan tentunya dapat dinikmati sebagai salah satu destinasi wisata budaya.


Tradisi dimaksud adalah Maulid Adat Desa Tetebatu yang setiap tahun dilaksanakan di Bale Adat Pancor Kopong Dusun Tetebatu Lingsar Desa Tetebatu Kecamatan Sikur. Selain Maulid Adat, masyarakat setempat juga senantiasa melaksanakan tradisi Bubur Putek dan Bubur Abang yang merupakan rentetan dari pelaksanaan tradisi Maulid Adat tersebut. 


Prosesi pelaksanaan Maulid Adat Tetebatu dilaksanakan dengan runut dan rentetannya begitu detail. Setiap tahunnya kegiatan adat ini dilaksanakan dua hari, yakni hari persiapan pada tanggal 11 Rabiul Awal dan acara puncaknya dilaksanakan pada sore hari tanggal 12 Rabiul Awal. 


Amaq Sukirman, ketua Adat Tetebatu menerangkan bahwa Maulid Adat dilaksanakan sejak lama oleh nenek moyangnya masyarakat Tetebatu, namun jarang diekspos ke publik sebab kegiatan ini merupakan kegiatan yang disakralkan oleh nenek moyang mereka. 


"Sejak dulu kami tetap melaksanakan tradisi peninggalan leluhur Tetebatu, seperti Bubur Putek, Bubur Abang dan Maulid Adat," ungkap Amaq Sukirman. 


"Sebenarnya pelaksanaan tradisi ini tidak boleh dipublikasikan, namun atas hasil kesepakatan para tokoh adat dan tokoh masyarakat maka pada tahun ini kami melaksanakannya dengan cukup meriah dah mempublikasikan nya agar orang lain tahu bahwa kami di Tetebatu juga memiliki acara adat yang dilaksanakan secara turun temurun," jelasnya. 


Tetua Adat Desa Tetebatu ini menjelaskan bahwa secara hakikat tujuan dilaksanakanya Maulid Adat Tetebatu adalah untuk mengingat proses dan tahapan kejadian diri manusia dah segenap makhluk di bumi ini, dimana manusia dan makhluk hidup lainnya diciptakan oleh Allah SWT melalui tiga proses, yakni adanya pertemuan darah berwarna putih (mani), setelah itu menjadi gumpalan darah yang berwarna merah dan disempurnakan dengan bungkusan danging paling luar dengan warna kekuningan yang dilengkapi dengan ruh untuk menghidupkannya. Setelah semua itu sempurna maka terlahirlah manusia dari rahim ibunya. Atas dasar hakikat itulah sehingga masyarakat Tetebatu melaksanakan tradisi Bubur Putik, Bubur Abang dan Maulid. 


Secara syariat, leluhur Tetebatu melaksanakan Maulid Adat dengan tujuan mengingat kelahiran penghulu semesta Muhammad SAW dan untuk mengungkapkan serta memperkuat kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan Allah Yang Maha Pencipta. 


Rangkaian prosesi Maulid Adat di tempat ini mencerminkan bahwa masyarakat Tetebatu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya. Hal ini tercermin dari rentetan persiapan Maulid Adat yang dipusatkan di Bale Adat dan puncak acaranya di laksanakan di Masjid. 


Amaq Sukirman menerangkan bahwa rangkaian acara Maulid Adat dilaksanakan di Bale Adat dan Masjid. Ini mencerminkan bahwa masyarakat Tetebatu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat secara turun temurun. 


"Ini bukan petama kali kami melaksanakan Maulid Adat, tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat kami setiap tahun. Tradisi ini adalah warisan leluhur yang senantiasa kami jaga dan lestarikan, hanya saja baru kali ini kami mempublikasikannnya,' jelas Zaenul Padli, Tokoh Adat Tetebatu.


Zaenul Padli berharap tahun-tahun berikutnya Mauli Adat Tetebatu dapat dibranding menjadi Even Wisata Budaya yang dapat dijadikan sebagai salah satu Even Wisata Budaya Daerah Kabupaten Lombok Timur. 


"Kami sangat berharap di tahun-tahun mendatang Maulid Adat dapat dibranding menjadi Even Wisata Budaya dan untuk itu kami sangat mengharapkan dukungan dari BPPD, Dispar dan Pemda Lotim serta pemprov NTB untuk membantu kami mengembangkan dan melestarikan tradisi ini dengan membrandingnya sebagai even wisata daerah," harap laki-laki yang akrap disapa pak Padli itu.